2,385 views Penyelamatan Badak Pahu, Kutai Barat, Kalimantan Timur - KEHATI KEHATI

Penyelamatan Badak Pahu, Kutai Barat, Kalimantan Timur



  • Date:
    04 Des 2018
  • Author:
    KEHATI

Operasi penangkapan badak betina Pahu di Kantong 3 Kutai Barat dimulai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal KSDAE Nomor SK. 93/KSDAE/SET/KSA.2/2/2018 tanggal 27 Februari 2018, dan setelah dilakukan persiapan, kegiatan di lapangan dimulai pada sekitar bulan April 2018.

 

 

Pada awalnya, di lokasi pergerakan badak Pahu hanya dipasang satu pit-trap. Pit-trap adalah salah satu metode menangkap badak atau mamalia besar yang aman dan tidak melukai, yaitu lubang yang dirancang khusus dengan papan pengaman di dinding-dindingnya. Dasar lubang diletakkan serasah dan dedaunan agar badak atau mamalia besar ketika jatuh ke lubang dapat mendarat tanpa terluka. Lubang dibuat dengan ukuran yang diperkirakan sesuai panjang, lebar dan tinggi satwa yang akan dijebak. Prinsipnya metode pit-trap adalah metode menangkap satwa liar besar yang telah terbukti paling aman sesuai pengalaman penangkapan badak di Sumatera pada tahun 1985-1990an.

 

 

Setelah berjalan beberapa waktu, Pahu tidak kunjung tertangkap, diputuskan oleh tim penangkapan untuk menambah jumlah pit-trap menjadi 6 pit-trap. Tim penyelamatan badak selama proses penangkapan, selain membuat pit-trap juga melakukan pemantauan pergerakan badak menggunakan camera trap dan juga patroli habitat terluar. Patroli dilakukan untuk memastikan badak masih aman dan tidak terganggu oleh para pemburu dan perambah hutan, karena ditengarai kegiatan perburuan satwa untuk konsumsi seperti babi hutan dan rusa masih tetap berlangsung. Hal ini mengingat lokasi habitat badak ini bukan hutan konservasi.

 

 

Selain itu, dibangun camp induk sebagai lokasi para anggota tim melakukan pengamanan akses masuk ke habitat badak, sekaligus sebagai pusat kegiatan. Dari camp pusat ini, beberapa anggota tim ditugaskan sebagai pemantau pit-trap dua kali sehari, yaitu pagi dan sore untuk segera mengetahui apakah badak sudah masuk pit-trap. Seluruh kegiatan di atas terus berjalan konsisten selama periode April – November 2018.

 

 

Badak Pahu masuk Pit-trap

Seperti diketahui akhirnya pada hari Minggu pagi tanggal 25 November 2018 pukul 7.30 WITA, badak Pahu diketahui sudah berada di dalam pit trap (lubang jebakan) nomor 4, yang berada dekat aliran anak sungai Tunuq.

 

 

Selanjutnya, seluruh anggota tim penyelamatan yang berada di sekitar Kubar atau diluar Kubar, dikonsolidasikan untuk berkumpul dan berangkat ke lokasi pit-trap pada pukul 09.00 WITA. Upaya pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan badak dari pit-trap ke kandang angkut atau boma (kandang sementara berukuran minimal 4×4 m). Di dalam SOP kedua pilihan itu akan dipilih salah satu tergantung pada situasi badaknya. Melihat kondisi badak Pahu di dalam pit trap yang cukup tenang dan tidak gelisah, tim dokter hewan memutuskan bahwa badak dapat dinaikkan ke kandang angkut. Kandang angkut badak adalah kandang yang membawa badak dari lokasi pit trap ke lokasi sanctuary.

 

 

Sesuai SOP, seharusnya badak perlu dikeluarkan dari pit trap sebelum 24 jam. Namun karena kondisi cuaca, jalanan yang berlumpur dari basecamp induk ke lokasi pit trap, pengangkutan dan persiapan memindahkan badak dari pit trap ke kandang angkut cukup mengalami hambatan. Kendaraan pengangkut banyak yang terjebak dalam jalanan berlumpur sehingga memerlukan waktu lebih lama sebelum akhirnya badak dapat dinaikkan ke kandang angkut.  Pada hari Senin tanggal 26 November 2018, badak Pahu akhirnya berhasil dipindahkan ke kandang angkut.

 

 

Sejak badak diketahui masuk pit-trap persiapan juga dilakuan untuk pengangkutan badak dari kantong 3 ke sanctuary badak di PT HLKL. Persiapan kendaran yang mampu mengangkut badak dari lokasi pit-trap juga mengalami kesulitan tersendiri mengingat diperlukan jenis kendaraan tertentu, yaitu sebuah truk dengan crane di atasnya. Dalam rencana truk jenis ini akan dibantu oleh PT TCM (Turbaindo Coal Mining) dan PT Pama Persada Nusantara, perusahaan tambang batubara yang beroperasi di sekitar Kantong 3. Setelah truk didapatkan, kendala berikutnya adalah membawanya ke lokasi pit trap dimana jalan akses melalui beberapa sungai dengan jembatan yang tidak memadai untuk dilewati truk ini. Pada saat yang sama, PT TCM juga membantu meratakan dan memperkuat jalan akses dari lokasi pit trap ke jalan tambang (yang telah mulus dan keras) dengan mengirimkan satu bulldozer dan satu traktor backhoe loader. Seluruh jalan akses sepanjang 5,3 km dari pit trap ke camp induk, dan 21 km dari camp induk ke jalan tambang harus diperbaiki sebelum kendaraan yang memuat kandang angkut melewatinya.

 

 

Pengangkutan Badak ke sanctuary Kelian (PT HLKL)

Seluruh proses persiapan pengangkutan kandang angkut ini ternyata memerlukan waktu lebih dari 24 jam, sehingga baru pada tgl 27 November 2018 pukul 16.50 WITA kandang angkut berisi badak Pahu baru dapat diberangkatkan dari lokasi pit trap. Truk pengangkut dengan crane tidak dapat mencapai lokasi pit trap karena kendala beberapa jembatan yang kecil, maka kandang angkut dibawa oleh kendaraan 4WD pick up single cabin dengan bak cukup panjang. Perjalanan dari lokasi pit trap ke camp induk adalah perjalanan terberat karena sebelumnya di jalan akses inilah sering kali kendaraan banyak terjebak lumpur. Namun, buldozer dan backhoe dapat mengakses jalan ini sehingga dapat diratakan dan dikuatkan sehingga tidak lagi berlumpur dan berpotensi menjebak kendaraan. Pada pukul 18.30 WITA rombongan pengangkut kandang angkut mencapai camp induk.

 

 

Di base camp induk, konvoi kendaraan pengangkut badak melakukan persiapan akhir, sambil mengistirahatkan Pahu yang kendaraan pengangkutnya cukup bergoyang-goyang walaupun kondisi Badak Pahu menurut para dokter masih aman. Dalam perjalanan selanjutnya dari camp induk ke jalan tambang, rombongan juga harus berhenti beberapa kali untuk memberi kesempatan badak berisitirahat dan para dokter memastikan kondisi badak. Sebelumnya, di lokasi tidak jauh dari camp induk kandang angkut badak dipindahkan dari kendaraan pickup single cabin ke truk dengan crane. Di dalam truk crane juga telah disediakan toren (tangki air) untuk memastikan cukup air untuk memandikan badak untuk mendinginkan temperatur badan badak dan mencuci pakan. Satu dokter hewan dan 3 perawat badak juga menyertai di atas truk. Perjalanan sampai jalan tambang ditempuh sekitar 5 jam.

 

 

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan di dalam areal pertambangan batubara sampai gerbang PT TCM. Di Gerbang PT TCM, rombongan pengawal dari Kepolisian dan Dinas Perhubungan telah siap untuk memimpin perjalanan hingga lokasi sanctuary melalui jalan umum. Perjalanan dimulai sekitar pukul 02.00 dan tiba di sanctuary Kelian pukul 6.15 pagi tanggal 28 November 2018. Perjalanan berlangsung dengan lancar dan Badak Pahu terpantau tetap dalam keadaan sehat dan baik.

 

 

Akhirnya sekitar pukul 8.00 Badak Pahu berhasil dipindahkan dari Kandang Angkut ke Kandang Rawat di lokasi sanctuary dalam keadaan sehat. Badak masih akan terus dipantau dan diawasi oleh pada tim dokter nasional dan internasional, dan para perawat yang telah siap sampai badak siap dimasukkan ke kandang boma. Pemantauan badak masih akan berlangsung selama 3 bulan sebelum diserahkan pemeliharaannya ke manajemen sanctuary.

 

 

Tim Penyelamat Badak Kutai Barat

Tim penyelamat Badak Sumatera di Kutai Barat Kaltim beranggotakan para ahli dan pekerja konservasi yang terdiri dari unsur Pemerintah, Mitra, dan organisasi konservasi badak, sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal KSDAE. Tim ini terdiri dari tim kesehatan, yaitu dokter hewan, perawat badak dan pencari pakan, serta tim monitoring, yaitu personil cek pit trap, monitoring pergerakan badak harian, serta personil penyiapan kandang angkut, boma dan koridor.

 

 

Upaya penyelamatan Badak Sumatera di Kaltim ini, juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, Sekretariat Bersama Badak Indonesia, Yayasan WWF Indonesia, Aksi Konservasi Hutan Tropis (TFCA), Yayasan Badak Indonesia (YABI), Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALeRT), Institut Pertanian Bogor (IPB), PT. Hutan Lindung Kelian Lestari (HLKL), Borneo Rhino Alliance (BORA), Universitas Mulawarman, Komunitas Pecinta Alam Damai (KOMPAD), mitra terkait lainnya, dan komunitas masyarakat adat. Selain dari Indonesia, tim dokter mendapat dukungan dari dokter hewan lembaga luar negeri dari Malaysia, Australia dan Swedia.

 

(Sumber: Konsorsium ALERT-IPB, TFCA Kalimantan)