1,485 views Peringati Hari Konservasi Alam Nasional, Biodiversity Warriors Serahkan Foto Keanekaragaman Hayati Ke Gubernur DKI Jakarta - KEHATI KEHATI

Peringati Hari Konservasi Alam Nasional, Biodiversity Warriors Serahkan Foto Keanekaragaman Hayati Ke Gubernur DKI Jakarta



  • Date:
    13 Agu 2018
  • Author:
    KEHATI

Jakarta-Biodiversity Warriors (BW), Yayasan KEHATI menyerahkan foto-foto keanekaragaman hayati (kehati) yang hidup  di ekosistem Jakarta kepada Gubernur DKI Jakarta, yang diwakili oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Oswar Mungkasa. Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada hari yang sama, Jumat, 10 Agustus 2018.

 

 

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos pada penyerahan foto menyatakan bahwa masyarakat Jakarta khususnya generasi muda harus menyadari kekayaan kehati yang dimilikinya. Setelah sadar, harapannya mereka bisa ikut terlibat dalam melestarikan kekayaan yang tak ternilai ini.

 

 

“Foto-foto ini merupakan perwujudan partisipasi generasi muda dalam melestarikan kehati di DKI Jakarta. Yayasan KEHATI melalui BW akan terus mendukung kegiatan pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup di DKI Jakarta dan daerah lain di Indonesia.  Pada momentum Hari Konservasi Alam Nasional ini, kami juga ingin menegaskan bahwa kegiatan konservasi harus dilakukan secara bersinergi antara pemerintah, LSM, dan masyarakat,” tambahnya.

 

 

Hasil foto ini diambil pada kegiatan Capture Nature (Capnature), yaitu pendataan dan pendokumentasian kehati di beberapa ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta oleh mahasiswa yang tergabung dalam komunitas BW di Jakarta. Misal, burung Takur Ungkut-Ungkut (Megalaima haemachepala) yang difoto oleh Panji B. Surata Azis dan Mutia Afianti dari Fakultas Biologi Universitas Nasional.

 

 

Kegiatan Capnature dilakukan secara rutin oleh anggota BW di seluruh Indonesia, termasuk di kota-kota besar. Selain melakukan pendataan tumbuhan dan satwa, kegiatan ini merupakan wadah pertukaran pengetahuan terkait perkembangan kehati terkini antar sesama anggota BW. Hasil pendataan akan diunggah ke situs dan media sosial BW, sehingga bisa diakses oleh anggota yang lain di seluruh Indonesia.

 

 

Sebagai ibukota negara dan kota bisnis terbesar di Indonesia, pembangunan infrastruktur di Jakarta yang begitu masif menyebabkan konversi lahan hijau tidak bisa terelakan. Pada 2017, RTH di Jakarta hanya sebesar 9,98%. Padahal, di dalam pasal 29 dan 30 UU Nomor 26 Tahun 2007 mengharuskan setiap kota memiliki minimal 30 persen RTH. Fakta ini jelas mempengaruhi kelestarian dari kehati yang ada di Jakarta.

 

 

Menyusutnya kehati di Jakarta juga disebabkan oleh beberapa faktor lain, seperti masih maraknya perburuan liar terhadap spesies burung. Kondisi air sungai dan laut yang semakin parah juga menyebabkan jumlah ikan semakin menipis. Hal ini menyebabkan jumlah spesies yang tinggal di sekitar sungai dan laut menyusut seperti berang-berang cakar kecil (Aonyx cinerea) dan elang bondol (Haliastur indus).

 

 

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh BW KEHATI di 30 RTH di Jakarta pada tahun 2015 diperkirakan terdapat 124 jenis burung dari total 256 jenis yang semula ada di Jakarta pada tahun 1949. Sementara itu, kehati lainnya yang masih bisa ditemukan di RTH di Jakarta adalah 40 jenis herpetofauna (reptil dan amfibi), 8 jenis mamalia, 28 jenis capung, 29 jenis kupu-kupu, dan 17 jenis jamur makro.

 

 

Beberapa jenis burung yang berhasil dijumpai oleh BW KEHATI diantaranya adalah burung Jalak putih (Sturnus melanopterus) dan burung Bubut jawa (Centropus nigrorufus). Kedua burung tersebut saat ini berstatus sangat terancam punah dan terancam punah.

 

 

“Kehati di DKI Jakarta merupakan kekayaan alam yang harus terus dilestarikan. Tidak hanya berdampak secara ekologis, namun juga bisa memberikan dampak secara sosial, budaya, dan ekonomi. Selain bisa menjadi simbol Jakarta, jika bisa dikemas dengan baik, kekayaan alam ini bisa dikembangkan menjadi  program ekowisata pemerintah daerah,” tutup Riki.