Pengembangan Berkelanjutan Melalui Inovasi Keuangan dan Pemberdayaan Masyarakat
-
Date:
06 Des 2018 -
Author:
KEHATI
Bhutan Trust Fund for Environmental Conservation melakukan kunjungan ke beberapa mitra KEHATI selama 3 hari, pada 27-29 November 2018. Rombongan yang terdiri dari 9 orang ini terdiri dari perwakilan lembaga pemerintah dan non-pemerintah seperti LSM, Komisi Pertanahan Nasional, Kementerian Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, dan Komisi Kebahagiaan Nasional Bruto.
Tujuan dari kunjungan ini yaitu melakukan evaluasi dan pembelajaran keuangan inovasi untuk pembangunan berkelanjutan melalui penguatan komunitas untuk menciptakan ketahanan dan adapatasi terhadap perubahan iklim.
Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos berharap kunjungan ini bisa menjadi ajang pembelajaran, tidak hanya bagi perwakilan dari Bhutan, namun bagi kedua belah pihak. Sebelum melakukan kunjungan ke lokasi program mitra KEHATI, kedua belah pihak saling mempresentasikan program-program kerja yang sudah dilakukan, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab.
Hari pertama, rombongan melakukan kunjungan ke Komunitas Tani Lingkungan Hidup (KTLH) Sangga Buana yang berlokasi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Pengasuh Sangga Buana Chaerudin atau yang biasa dipanggil babeh Idin menjelaskan kepada rombongan tentang kewirausahaan melalui kegiatan konservasi yang dilakukan oleh kelompoknya. Kewirausahaan yang melibatkan anak-anak muda ini memiliki beberapa unit usaha seperti peternakan ikan lele, peternakan madu hutan, dan perkebunan kopi. Babeh Idin juga menjeleskan tentang program pengelolaan sampah melalui sistem incinerator, yaitu pengelolaan sampah dengan sistem tabung yang menggunakan suhu tinggi yang merupakan solusi alternatif pengelolaan sampah perkotaan yang ramah lingkungan.
Hari kedua rombongan melanjutkan kunjungannya ke Desa Pandansari, Brebes Jawa Tengah. Pada kunjungan kedua ini, rombongan belajar mengenai pengelolaan ekowisata yang dilakukan oleh penduduk setempat, dimana semangat kemandirian dan keberlanjutan program yang dijalankan mitra berbuah manis. Kunjungan wisatawan dan kegiatan lain di desa tersebut berhasil mencatatkan penghasil 8 miliyar per tahun. Selain itu, rombongan juga diperkenalkan dengan usaha pembuatan batik pewarna alam oleh kelompok perempuan setempat.
Hari ketiga, rombongan bertolak ke Bandung menuju Saung Udjo. Setibanya di saung, rombongan disambut oleh Sam Udjo, anak dari pendiri Saung Angklung Udjo, Udjo Ngalagena. Rombongan diperkenalkan dengan sejarah bambu, dan melihat secara langsung praktik pembuatan angklung. Rombongan melihat bagaimana program konservasi alam berjalan secara harmonis dengan budaya setempat, dan berhasil menciptakan program lingkungan berkelanjutan yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar.
Monitoring and Evaluation Officer Bhutan Trust Fund for Environmental Conservation Kuenzang Tshering mengatakan banyak belajar dari kunjungan ke mitra-mitra KEHATI selama 3 hari ini, terutama bagaimana mitra dapat secara mandiri melanjutkan program-program yang sudah dijalankan bersama donor, walau dana bantuan sudah berhenti disalurkan.