937 views BW Gandeng Para Siswa dan Jurnalis Berkunjung ke KaDO - KEHATI KEHATI

BW Gandeng Para Siswa dan Jurnalis Berkunjung ke KaDO



  • Date:
    22 Jul 2018
  • Author:
    KEHATI

Untuk meningkatkan kepedulian dan pengetahuan generasi muda terhadap kekayaan keanekaragaman hayati Nusantara, Biodiversity Warriors (BW) bersama para siswa Sekolah Citra Alam (SCA) Ciganjur, mengadakan kunjungan ke Kampoeng Djamoe Organik (KaDO), Cikarang, Jawa Barat, Kamis (19/7). Kunjungan ini juga diikuti oleh 15 jurnalis dari berbagai media massa nasional yang selama ini memiliki perhatian besar terhadap isu-isu lingkungan.

 

 

Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), Riki Frindos, Kamis, mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program BW Goes To School, yang bertujuan mengajak siswa sekolah turut melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia dan mendorong gerakan citizen science di Indonesia. BW sendiri merupakan gerakan anak muda yang diinisiasi oleh KEHATI untuk melakukan kegiatan terkait pengenalan dan pelestarian keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar.

 

 

“Melalui kegiatan ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan awareness siswa sekolah dan media massa serta pemangku kepentingan yang lain terhadap keberadaan tumbuhan obat beserta pemanfaataannya. Selain itu, kami juga berharap akan lebih banyak lagi citizen scientist muda yang mampu memberikan informasi yang kredibel kepada publik,” ungkap Riki.

 

 

Indonesia, menurut Riki, merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati terkaya di dunia, termasuk untuk ragam jenis tanaman obat. Ada sekitar 33.000 spesies flora yang dapat diteliti untuk kepentingan kecantikan dan kesehatan. KaDO telah memulai dengan mengkonservasi dan membudidayakan lebih dari 500 jenis Tanaman Obat, Kosmetika dan Aromaterapi (TOKA). Cikal bakal akan sebuah pabrik yang hijau dan ramah lingkungan. Hal inilah yang mendorong dipilihnya KaDO sebagai lokasi kunjungan dan belajar bersama dalam kegiatan BW Goes to School kali ini.

 

 

Pusat pendidikan lingkungan

Head of Community Development Martha Tilaar Group Heru Wardana menyampaikan bahwa Di lahan seluas 10 hektar yang merupakan lahan marjinal dengan hilangnya lapisan olah tanah (top soil) karena dilakukan pengerukan oleh masyarakat sebelumnya, maka memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar 4-5 tahun, untuk mengembalikan kesuburannya. Kini di lahan tersebut telah tumbuh berbagai tanaman obat, kosmetika, aromatik (OKA) yang ditanam secara organik dengan tema Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) tepatnya di tengah kota CIkarang. Dari sejak dikelola pada tahun 1996, dengan penuh  dedikasi dan usaha keras, akhirnya lahan kosong tersebut berubah menjadi kebun hijau yang kemudian diresmikan pada tanggal 29 Januari 2009 oleh PT Martina Berto Tbk. (Martha Tilaar Group). Sebuah perusahaan kosmetika dan spa (beauty & spa) terkemuka di dunia yang concern dengan nuansa ketimuran, prinsip kealamian, dan pelestarian lingkungan, melalui pemanfaatan teknologi modern dan penelitian.

 

 

Pada awalnya, lanjut Heru, KaDO ini difungsikan sebagai lahan konservasi tanaman OKA serta untuk penelitian yang menunjang kebutuhan industri jamu akan bahan baku nabati. Tidak kurang dari 650 jenis tanaman OKA asli Indonesia dikoleksikan di lahan ini. Dalam perkembangannya, KaDO difungsikan sebagai pusat pendidikan lingkungan karena memiliki berbagai koleksi tanaman obat asli Indonesia yang dibudidayakan secara organic serta dikelola hingga menghasilkan bahan baku nabati. Untuk menghasilkan bahan nabati berkualitas, maka di area ini juga dilengkapi dengan fasilitas pasca panen yang merupakan lanjutan proses budidaya dan panen, hingga menghasilkan bahan baku nabati yang berkualitas dan terstandar.

 

 

Pada akhirnya KaDO merupakan pendukung salah satu pilar dari 4 pilar konsep sustainable/ keberlanjutan, yaitu (1) Beauty Green, (2) Beauty Education, (3) Beauty Culture, dan (4) Women Empowerment, dan KaDO merupakan implementasi dari pilar beauty green, dengan tujuan sebagai salah satu program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya TOKA.

 

 

Sebagai pusat pelatihan lingkungan dan wisata edukasi, KaDO mempunyai 5 elemen pendukung, yaitu (1) kebun tanaman OKA (obat, kosmetik, aromatik) dengan berbagai fasilitas kebun, (2) pabrik pengolahan jamu dengan sertifikat CPOTB (cara pembuatan obat tradisional yang baik), (3) Klinik Jamu dengan fasilitas Klinik modern yang dikepalai oleh dokter saintifikasi jamu, (4) Spa Training Center, yaitu tempat dimana kami melatih para spa terapist dengan konsep full scholarship untuk para perempuan muda yang kurang mampu secara ekonomi sehingga tidak bisa melanjutkan sekolah. Program ini mendukung upaya menekan kasus women trafficking melalui peningkatan ketrampilan perempuan muda di bidang spa terapis. (5) Kedai Sehat yang menyediakan berbagai menu sehat untuk dikonsumsi masyarakat yang peduli akan produk dalam negri dan mempunyai nilai kesehatan.

 

 

Lebih jauh, Heru mengungkapkan, sebagai pusat pelatihan lingkungan, tidak kurang dari 117 kelompok tani dari berbagai provinsi di Indonesia telah dilatih di KaDO sejak tahun 2000 konsep triple helix yaitu kerja sama antara masyarakat petani, bisnis, dan pemerintah yang waktu itu didukung oleh Kementrian Pertanian. Materi pelatihan meliputi cara budidaya yang baik dengan menerapkan sistem pertanian organik untuk penanaman tanaman OKA, cara panen yang baik, hingga penanganan paska panen yang standar meliputi pengeringan dan pengepakan serta penyimpanan hasil panen untuk kemudian siap dikirim ke pabrik untuk diolah selanjutnya menjadi ekstrak. Sarana edutainment bagi anak sekolah dan masyarakat diberikan dalam bentuk berbagai simulasi dan demonstrasi pembuatan jamu serta pendidikan langsung di lapangan.

 

 

Selain itu, KaDO secara aktif bekerja sama dengan sekolah untuk memberikan pengalaman kepada siswa agar lebih mengenal lingkungan, menanam tanaman dan mengenal ekosistem. Orang dewasa pun dapat mengenal alam lebih dekat, sekaligus sebagai sarana rekreasi sambil wisata berkeliling kebun organik, dan makan siang dengan menu organik di Kedai Sehat Alami.

 

 

Memperkuat BW

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator BW Muhammad Khoir mengatakan, selain secara online, upaya-upaya yang ditempuh BW juga diarahkan melalui kegiatan offline (di luar aktivitas berbagi informasi di website), salah satunya dengan BW Goes to School ke KaDO ini. Hal ini diharapkan agar kegiatan BW lebih terlihat dan memberikan dampak nyata pada perbaikan lingkungan ataupun kampanye tentang keanekaragaman hayati.

 

 

“Melalui kegiatan di lapangan ini juga diharapkan akan lebih banyak anak-anak muda yang bergabung dalam BW, sehingga target di akhir tahun dapat tercapai,” ujar Khoir, Saat ini, sudah terdaftar sebanyak 1.886 anggota BW yang tersebar dari seluruh Indonesia. Mereka berusia antara 16-30 tahun. Melalui jejaring sosial, para BW dapat bertukar informasi tentang kehati, baik dari sisi keunikan, manfaat, dan statusnya (langka atau dilindungi, dan lain-lain) atau keistimewaan dari kehati. Informasi itu dapat berupa artikel, foto, video, atau katalog populer kehati yang dikirimkan melalui website biodiversitywarriors.org.

 

 

“Pada tahun 2018 ini, BW menargetkan merekrut 200 anggota lagi, sehingga pada akhir tahun dapat berjumlah 2.000 anggota. Dengan demikian, akan lebih banyak calon scientist muda yang peduli dan berkomitmen terhadap pelestarian keanekaragaman hayati Nusantara,” tandas Khoir.