Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI Luncurkan Buku Upaya Menuju Green Hospital
-
Date:
23 Apr 2018 -
Author:
KEHATI
Dalam rangka memeringati Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 April, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat, Pusat Kajian Lingkungan dan Konservasi Alam, Fakultas Biologi Universitas Nasional (UNAS) serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNAS menyelenggarakan Seminar Nasional Biodiversitas untuk Kehidupan bertajuk “Kondisi Ekologis, Potensi, dan Pengembangan Biodiversitas Indonesia untuk Keseimbangan Kehidupan di Bumi”, Sabtu, (21/4).
Sebagai salah satu rangkaian acara Seminar Nasional, juga dilakukan peluncuran buku berjudul “Upaya Menuju Green Hospital Melalui Program Keanekaragaman Hayati di Lingkungan Rumah Sakit Kanker Dharmais”. Buku ini merupakan hasil kerja sama antara Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais, BScC Indonesia Prodi Magister Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Nasional, dan Fakultas Biologi Universitas Nasional.
Direktur Komunikasi dan Penggalangan Sumber Daya Yayasan KEHATI Fardila Astari menyampaikan bahwa melalui pembinaan yang terus-menerus, Biodiversity Warriors (BW) telah berhasil meningkatkan kualitas anggotanya dalam melaksanakan aktivitas mereka, sehingga muncul kepercayaan dari berbagai pihak bekerja sama mengenalkan keanekaragaman hayati Indonesia. Melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), BW mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengamatan keanekaragaman hayati di lingkungan RSKD. Hasil pengamatan tersebut kemudian dirangkum dan disusun menjadi buku.
“Buku yang disusun oleh BW ini merupakan wujud kepercayaan suatu institusi seperti RSKD terhadap generasi muda. Selain itu, melalui buku yang berisi tentang keanekaragaman jenis jamur, flora, dan satwa liar perkotaan di sekitar RSKD ini menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit pun dapat menjadi habitat bagi satwa perkotaan, sehingga dapat menjadi laboratorium alam untuk mengenali keanekaragaman hayati” tandas Abay, panggilan akrab Ahmad Baihaqi yang juga tercatat sebagai mahasiswa Prodi Magister Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Nasional, Jakarta.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Magister Biologi Universitas Nasional Dr. Tatang Mitra Setia menyampaikan bahwa sebuah konsep ekologi jika diterapkan dalam suatu pengelolaan akan menjadikan interaksi antara sesama makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya. Penggunaan label green pada suatu pengelolaan bertujuan agar fungsi ekologis dapat berjalan dan terjadi interaksi antar kehidupan dan antar kehidupan dengan lingkungan menjadi seimbang.
“Green Hospital merupakan sebuah konsep rumah sakit yang didesain dengan memberdayakan potensi alam sebagai sumber daya utama sehingga ramah terhadap lingkungan. Selain itu, juga dapat lebih menghemat pengeluaran energi serta menekan pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu, keberadaan rumah sakit beserta kawasan sekitarnya dengan hijauan pepohonan berfungsi juga sebagai kawasan ruang terbuka hijau (RTH). Kawasan RTH akan memiliki nilai yang tinggi jika diimbangi juga dengan keberadaan keanekaragaman hayati lainnya, misalnya burung, capung dan kupu-kupu” ujar Tatang yang juga merupakan Deputi bidang IPATEK LPPM UNAS.
Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Prof.dr. Abdul Kadir, PhD, Sp.THT.KL (K), MARS menjelaskan bahwa rumah sakit ramah lingkungan atau yang lebih dikenal dengan istilah Green Hospital sebagai Sustainable Hospital, saat ini sudah menjadi kebutuhan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu indikator pengelolaan atau kualitas lingkungan di rumah sakit adalah adanya keseimbangan ekosistem di lingkungan tersebut dengan keberagaman dan kekayaan spesies atau keanekaragaman hayati yang hidup di dalamnya.
Riki Frindos mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya dengan ragam spesies bambu. Negeri ini adalah rumah bagi 160 spesies bambu dari 1.200 – 1.400 spesies yang ada di dunia, di mana 88 di antaranya adalah spesies khas. Bambu sebagai hasil hutan bukan kayu (HHBK), sangat bermanfaat dari sisi ekologi, sosial, budaya dan ekonomi.
“Di samping itu, bambu juga bermanfaat sebagai penyimpan air, penyerap karbon , rehabilitasi lahan, dan fungsi konservasi lainnya,” imbuh Riki.
Bambu tabah merupakan salah satu spesies bambu khas Indonesia yang memiliki manfaat sangat tinggi. Selain dapat dimanfaatkan untuk beragam jenis produk, bambu jenis ini juga digunakan sebagai sumber pangan yang dapat diolah menjadi aneka kuliner. Penanaman bambu tabah di Rarung merupakan salah satu replikasi model pengembangan tanaman tersebut yang sebelumnya pernah dikembangkan KEHATI di Pupuan dan Gianyar, Bali.
“Melalui penanaman bambu tabah ini diharapkan pada tahun ke-4 petani pengelola melalui koperasi petani bisa mendapatkan hasil panen dalam bentuk rebung dan batangnya, serta mampu memasarkan, baik lokal maupun di luar NTB,” kata Riki.
Lebih jauh Riki mengatakan, penanaman 3.000 bambu tabah di Lombok Tengah ini merupakan wujud jalinan kerja sama untuk kali kesekian antara KEHATI dengan Bank CIMB Niaga dalam kegiatan pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati Indonesia yang telah teretas sejak tahun 2010. Mulai tahun 2012, Bank CIMB Niaga fokus untuk mendukung pelestarian dan pemanfaatan bambu Indonesia. Selain bambu tabah, dukungan Bank CIMB Niaga selama ini juga difokuskan untuk berbagai jenis bambu, di antaranya bambu hitam sebagai bahan baku angklung, dan bambu betung untuk bangunan dan flooring.
Apa yang ditunjukkan oleh Bank CIMB Niaga ini, lanjut Riki, merupakan contoh yang sangat baik tentang keterlibatan swasta dalam konservasi keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, pihaknya memberi apresiasi yang tinggi kepada perusahaan perbankan tersebut.
“Konservasi adalah tugas bersama. Oleh karena itu, KEHATI sebagai lembaga yang mengemban amanat konservasi keanekaragaman hayati, terbuka untuk bekerja sama dengan siapapun yang memiliki komitmen terhadap hal tersebut, termasuk korporasi,” papar dia.
Dalam kerja sama ini, KEHATI bertindak sebagai pengelola. Dalam pengelolaan, KEHATI akan bekerja sama dengan kelompok tani Patuh Angen (petani sekitar kawasan hutan) yang merupakan petani dampingan dari Litbang Teknologi HHBK, Badan Litbang dan Inovasi pada Kementerian Kehutanan, serta Pusat Penelitian Bambu Universitas Udayana.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Compliance, Corporate Secretary and Legal Bank CIMB Niaga, Fransiska Oei, mengungkapkan, upaya konservasi lingkungan termasuk bambu di dalamnya merupakan komitmen perusahaannya, seperti termaktub dalam kebijakan pokok perusahaan. Dipilihnya KEHATI sebagai mitra konservasi, kata Fransiska, didasarkan pada pertimbangan bahwa lembaga tersebut sejak lama telah mendedikasikan diri secara penuh dalam bidang pelestarian keanekaragam hayati. Jalinan kerja-kerja bersama KEHATI yang terjalin selama ini, turut mendukung kesuksesan program peduli lingkungan yang dicanangkan perusahaan perbankan tersebut.
Bank CIMB Niaga berharap, melalui upayanya ini, selain dapat turut berperan dalam pelestarian lingkungan di Indonesia, juga dapat membangun perspektif yang semakin positif dari masyarakat terhadap Bank CIMB Niaga, sebagai perusahaan perbankan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap konservasi keanekaragaman hayati di negeri ini.
“Hal ini juga mendukung program pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Di samping itu, Adanya potensi bisnis yang diharapkan dapat digali sehingga muncul kerja sama yang saling memberikan manfaat antara satu pihak dengan pihak lainnya,” tandas dia.