2,844 views
Yayasan KEHATI bekerjasama dengan CIMB Niaga dan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BP2T HHBK) mendukung Kelompok Tani Hutan Patuh Angen melakukan penanaman bambu tabah di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Rarung, Lombok Tengah. KHDTK dengan luasan 325 hektar ini memiliki fungsi hutan lindung dengan tujuan perlindungan mata air dan mencegah longsor. Selain itu, KHDTK diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, dengan 415 lahan garapan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Setelah sekitar 2.500 bambu tabah subur ditanam pada 2015-2016 sebagai uji coba pada lahan garapan petani di wilayah KHDTK, pada 2018 dilakukan penambahan penanaman bambu tabah sebanyak 3.700 pohon atau seluas 7 hektar. Hasilnya, di musim penghujan 2019, bambu-bambu tersebut telah dapat dipanen rebungnya. Pengembangan bambu tabah di KHDTK menjadi upaya pengkayaan jenis HHBK di kawasan hutan dengan model agroforestri yang dapat meningkatkan ekonomi petani pengelola yang tinggal di kawasan hutan.
Upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah untuk menjadikan bambu sebagai salah satu pilihan tanaman HHBK di kawasan hutan yang ada di Nusa Tenggara Barat. Seperti diketahui, jenis bambu di dunia mencapai 1.600 jenis dan 10%-nya ada di Indonesia. Namun demikian, dari 160 jenis yang dimiliki, tak sedikit yang sudah terancam punah. Padahal, bambu mempunyai banyak manfaat baik manfaat ekologi, sosial, budaya, dan ekonomi.
Dari sisi ekologi, tanaman ini menjadi pilihan untuk konservasi lahan, mampu untuk menyimpan air, menyerap karbon dioksida, menahan longsor sehingga baik untuk ditanam di lahan-lahan kritis. Di sisi budaya, masyarakat Indonesia tak pernah lepas dari bambu mulai lahir sampai akhir hayat. Bambu juga dapat diolah menjadi ragam olahan baik seni, alat rumah tangga, bangunan dan pangan yang dapat meningkatkan ekonomi.