1,365 views Tanam bambu Tabah, KEHATI Bersama CIMB Niaga Merajut Konservasi Bambu Lestari Berbasis Masyarakat - KEHATI KEHATI

Tanam bambu Tabah, KEHATI Bersama CIMB Niaga Merajut Konservasi Bambu Lestari Berbasis Masyarakat

  • Date:
    26 Sep 2022
  • Author:
    KEHATI

Lombok Tengah – Yayasan KEHATI bekerjasama dengan Balai Penerapan Standar Instrumen
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) dan Koperasi Syariah Wana Makmur Lestari menanam
11.000 bibit bambu tabah di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Rarung, Lombok Tengah,
Nusa Tenggara Barat. Program yang didukung oleh CIMB Niaga ini bertujuan untuk membangun
kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi dan pemanfaatan bambu secara lestari.

 

Sampai saat ini, sekitar 18.700 bambu tabah dari target penanaman sebanyak 30.000 bibit bambu
tabah dalam jangka waktu 3 tahun telah ditanam di KHDTK Rarung Lombok Tengah. Selain penanaman
bambu tabah, dua kelompok tani pemilik Hak Kelola di KHDTK telah mendapatkan pendampingan dan
penguatan kapasitas tentang budi daya pengolahan bambu, penguatan kelembagaan kelompok dan
ekonomi. Kegiatan ini mendapatkan pendampingan oleh Pusat Studi Bambu Universitas Udayana,
Fakultas Teknologi Pangan Universitas Mataram dan BPSILHK sebagai pengelola KHDTK.

 

“Yayasan KEHATI bersama CIMB Niaga dan BPSILHK mendorong pelestarian bambu tabah berbasis
masyarakat dan pengembangan diversifikasi produk di kawasan KHDTK Rarung. Masyarakat terlibat
aktif dalam pelestarian hutan,” ujar Rony Megawanto, Direktur Program Yayasan KEHATI.

 

Bambu tabah adalah salah satu dari 1700 jenis bambu yang ada di dunia. Jenis ini awalnya banyak
tumbuh di Bali tepatnya di Pupuan Tabanan Bali dengan ketinggian 400-1200 meter dpl. Penanaman
bambu tabah secara langsung dapat meningkatkan tutupan vegetasi pada lahan-lahan terbuka di
sekitar daerah aliran sungai. Hal itu berdampak positif pada upaya mengurangi erosi, mencegah
longsor dan mempertahankan serta meningkatkan debit air dari sumber-sumber air di hulu dan sekitar
aliran sungai.

“Secara ekonomi, bambu tabah memiliki potensi pasar yang tinggi. Setidaknya ada 17 turunan produk
olahan bambu tabah yang telah dihasilkan dari riset mahasiswa S1, S2 dan S3, serta menjadi produk
layak jual,” jelas Dr. Diah Kencana, pakar bambu tabah dari Universitas Udayana.

Secara aspek sosial, pengembangan usaha produktif bambu tabah yang berhasil dapat mengubah
pandangan masyarakat terhadap hutan, dari pandangan hutan sebagai tanah terlantar, rusak dan
hanya dieksploitasi oleh segelintir orang, menjadi pandangan bahwa hutan adalah sumber daya yang
perlu dilestarikan karena memberikan nilai manfaat yang tinggi dan luas bagi lingkungan dan bagi
masyarakat di sekitarnya. Perubahan pandangan tersebut akan meningkatkan kepedulian dan peran
aktif masyarakat dalam pengelolaan hutan yang selama ini sering diwarnai oleh konflik sosial yang
tinggi antara masyarakat dan pihak pemangku kawasan hutan.

Sejak tahun 2012, Yayasan KEHATI telah bekerjasama dengan CIMB Niaga mendukung pelestarian dan
pemanfaatan bambu berbasis masyarakat di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kegiatan yang dilakukan mulai dari pembibitan penanaman,
perawatan, pemanfaatan bambu, khususnya bambu betung, tali, hitam dan tabah dengan melibatkan
mitra lokal baik LSM, koperasi, petani bambu, khususnya perempuan, serta akademisi.

Kepala BPSILHK Mataram, Bapak Bintarto Wahyu Wardani, S.Hut.M.Sc menyampaikan
pentingnya kolaborasi multi pihak dalam melakukan upaya-upaya pelestarian hutan dan
lingkungan. “Kolaborasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang perlu dikedepankan, karena menjaga
hutan dan lingkungan tidak saja menjadi kewajiban rimbawan, namun menjadi kewajiban semua pihak
yang menerima manfaat dari keberadaan hutan”.

Lebih lanjut Bintarto menjelaskan bahwa program pengembangan bambu tabah di KHDTK
Rarung sangatlah tepat karena spesies bambu merupakan salah satu tanaman pelindung yang dapat
meningkatkan fungsi lindung KHDTK sebagai pengatur tata air dan konservasi tanah. Tanaman bambu
juga digolongkan sebagai tanaman HHBK yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara
berkelanjutan.

Pengembangan bambu tabah sampai saat ini telah mampu merehabilitasi lahan hutan bervegetasi
kosong dan jarang sekitar 35 ha. Hasilnya secara perlahan sudah mulai dapat dirasakan, misalnya
peran hutan sebagai sumber penyangga kehidupan sangat terlihat nyata, dalam hal penyediaan
sumber pangan alternatif bagi masyarakat berupa rebung dan pakan tambahan bagi satwa. Untuk
selanjutnya, kolaborasi serta komunikasi yang dibangun oleh semua pihak ini perlu terus ditingkatkan
baik dari sisi perencanaan maupun proses pelaksanaannya, agar tujuan dan harapan mulia dalam
mewujudkan hutan dan lingkungan tetap lestari, asri serta bermanfaat bagi masyarakat sekitar dapat
tercapai secara optimal.

Diharapkan agar kegiatan pelestarian bambu tabah ini dapat terus berjalan untuk tahun-tahun
selanjutnya, serta dikelola sesuai nilai-nilai budaya dan menjadi penggerak ekonomi masyarakat.
Bambu dapat menjadi pengikat hubungan yang harmonis bagi seluruh pihak untuk bergerak bersama
dalam pelestarian hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat