196 views Dinamika Sosial - KEHATI KEHATI

Dinamika Sosial



Buku Dinamika Sosial

  • Date:
    01 Agu 2024
  • Author:
    KEHATI

Judul               : Dinamika Sosial 

Penulis            : Abroorza A.Yusra, Adilah Dinil Huda, Yulita

ISBN               : masih dalam proses

Cover              : Soft cover

Ukuran           : 25.5 x 18 cm 

Kertas              : Art Paper

Isi Buku          : Berwarna

Sampul            : Berwarna

Jumlah hlm      : 35 hlm

 

SINOPSIS

Hutan desa merupakan kawasan hutan negara yang pemanfaatannya diberikan kepada masyarakat desa untuk dikelola secara berkelanjutan. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian hutan.

Bisa dianggap bahwa masyarakat yang tinggal di hutan desa memiliki keterkaitan erat dengan hutan di sekitarnya. Hutan menyediakan kayu untuk bangunan dan bahan bakar, serta produk non-kayu seperti buah-buahan, getah, dan obat-obatan tradisional. Selain itu, hutan juga menjadi sumber air bersih dan tempat tinggal bagi banyak spesies yang penting untuk keseimbangan ekosistem lokal.

Menurut survei yang dilakukan oleh PRCF Indonesia (2023), penyadartahuan masyarakat telah meningkatkan pemahaman dan kepedulian lingkungan di empat desa dampingan. Ini tercermin dari berbagai dukungan terhadap program dalam bentuk keterlibatan aktif pemerintah desa dalam kegiatan-kegiatan program, serta adanya peneluran regulasi desa sehubungan dengan konservasi hutan desa. Antusias masyarakat untuk terlibat dalam Kegiatan Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) juga tergolong tinggi. KUPS Galon Air Bersih di Desa Tanjung dan Desa Nanga Betung menjadi cukup didukung oleh masyarakat, selain karena kebutuhan air memang merupakan keperluan dasar semua orang, juga karena mereka memahami bahwa KUPS merupakan upaya membangun keselarasan perlindungan kawasan hutan dan kesejahteraan masyarakat.

Program pendampingan ini telah menunjukkan beberapa keberhasilan. Masyarakat mulai paham pentingnya menjaga hutan dan terlibat secara partisipatif dalam kegiatan konservasi. Mereka juga mulai melihat hutan sebagai aset jangka panjang yang harus dijaga, bukan hanya sumber daya yang bisa dieksploitasi secara instan. Tentu, tidak dipungkiri pula, ada mereka yang kontra terhadap program. Umumnya, mereka belum memahami secara utuh substansi dari program atau hanya mau melihat program dari kaca mata keuntungan jangka pendek.

Dalam hal ini tim Yayasan PRCF Indonesia melakukan pendekatan-pendekatan terhadap dinamika sosial terkait pengelolaan hutan desa dampingan.