381 views FESTIVAL KOPI COLOL MENAIKKAN MARTABAT KOPI LOKAL - KEHATI KEHATI

FESTIVAL KOPI COLOL MENAIKKAN MARTABAT KOPI LOKAL



Perempuan menjadi tonggak perkebunan kopi di Lembah Colol Nusa Tenggara Timur

  • Date:
    15 Jun 2023
  • Author:
    KEHATI

Nusa Tenggara Timur kembali menyuguhkan magnet pariwisata  dengan menggelar Festival Kopi Lembah Colol di Kabupaten Manggarai Timur.  Festival Kopi ini diadakan pada tanggal 13-15 Juni 2023 kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Timur, Rofinus Hibur mengungkapkan, Festival Kopi Lembah Colol telah berhasil meraup total pendapatan sebesar 322 juta dari beberapa unit yang dilibatkan dalam acara tersebut. Festival ini juga dikunjungi oleh kurang lebih 8000 pengunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara dan secara live stream ditonton oleh 60 ribu viewers. Festival Kopi Lembah Colol bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani kopi dan pengusaha agrowisata.

 

Festival dibuka dengan ritual Ronda (ritual Manggarai untuk penyambutan tamu), lalu disusul dengan tarian tradisional Danding yang bermakna sebagai ungkapan rasa syukur. Berbagai acara kearifan lokal turut disuguhkan seperti pawai para penumbuk kopi, pentas seni budaya, lukisan berbahan dasar kopi, wisata kebun kopi dan air terjun. Selain itu juga dilakukan penanaman simbolis pohon kopi dan yang tidak kalah menarik adalah kebudayaan endemik Manggarai Timur Toto Kopi yaitu penerawangan yang diasumsikan melalui pola ampas kopi. Berbagai produk UMKM Manggarai Timur juga ikut memeriahkan acara festival seperti hasil kriya dan kuliner. 

 

Lembah Colol berada di Kecamatan Lambaleda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejarah mencatat Lembah Colol pernah menjadi juara kontes kebun yang diadakan oleh Pemerintah Belanda pada 1937 silam. Bahkan, pada 2015, kopi Robusta dan kopi Arabika Lembah Colol dinobatkan sebagai kopi terbaik di Indonesia.

 

Kopi Lembah Colol ini memiliki cita rasa yang telah diakui internasional hingga berpredikat tiga besar dunia. Dengan prestasi tersebut diharapkan kopi colol mampu menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Manggarai Timur. Bahkan Lembah Colol telah masuk dalam program Kemenparekraf sebagai destinasi wisata dengan kopi sebagai pemikat para wisatawan.

 

Salah seorang pelaku UMKM asal Desa Colol, Valens Tombor, kemasan kopi colol yang mereka jual pada festival tersebut sudah cukup dikenal, antara lain Kopi Poco Nembu dan Kopi Rodak. Suguhan kedua merk ini berhasil meraup omset kurang lebih 5 juta rupiah. Selain itu pihaknya juga menawarkan homestay dan berhasil memberikan keuntungan jutaan rupiah.

 

Lebih lanjut Valens menjelaskan bahwa festival ini merupakan media promosi skala internasional sekaligus pembelajaran bagi para petani agar mereka lebih tekun dalam budidaya kopi. Mengutip pemberitaan Tribun Flores, dalam event ini Kelompok Tani Milenial Desa Wejang Mali mengemas jenis kopi Robusta dan Arabika. Malik mewakili kelompok tani ini berharap di masa yang akan datang harga produk kopi bisa stabil bahkan lebih baik lagi, dan lebih dikenal secara nasional maupun internasional.

 

Dalam kesempatan wawancara dengan Manajer Program Ekosistem Pertanian yayasan KEHATI Puji Sumedi menjelaskan, bahwa program kopi yayasan KEHATI di wilayah Manggarai dimulai sejak tahun 2019, dengan misi utama yaitu tata kelola dan added value kopi berkelanjutan. Manggarai Flores dipilih karena merupakan salah satu sumber penghasil kopi terbesar di wilayah Nusa Tenggara.

 

Manggarai yang terbagi dalam wilayah Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur merupakan sumber-sumber komoditas kopi selain di Bajawa. Di Manggarai kopi jenis Arabika terbagi menjadi Red Cattura, Yellow Cattura, dan kopi colol. 

 

Kopi di Manggarai  bukan perkebunan melainkan budidaya kopi dikelola dengan sistem wanatani. Sistem pengelolaan ini memadukan tanaman komoditas dengan aktivitas kelola wilayah hutan, sehingga tanaman kopi hidup dengan jenis tanaman lain. Lanskap budidaya kopi  di Ruteng atau Manggarai berada di wilayah yang sangat dingin yaitu di atas 1700mdpl. 

 

Di lain pihak Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina mengatakan akan terus melakukan upaya advertensi untuk mengangkat Lembah Colol sebagai satu dari 30 desa wisata di wilayah Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama). Dengan rencana pemerintah membuka penerbangan internasional di Labuan Bajo sebagai kanal pariwisata di NTT, maka perlu dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam mempromosikan daya tarik wisata Lembah Colol. 

 

Menurut Shana, komoditas kopi Colol memiliki prospek yang bagus. Shana juga berharap di masa yang akan datang, masyarakat di Lembah Colol mampu menjaga dan meningkatkan produktivitas kopi dan menjadi wilayah penghasil kopi dengan kualitas terbaik di dunia. Menilik tujuan diadakan festival ini adalah untuk kesejahteraan masyarakat, maka Shana menuturkan bahwa pihaknya mengharapkan informasi yang lengkap untuk mengevaluasi dampak dari penyelenggaraan event ini bagi masyarakat. 

 

Kopi Colol memiliki nilai tradisi budaya yang berpartisipasi dalam dunia pariwisata. Selain kopi, daya tarik Lembah Colol adalah budaya dan tradisi masyarakat lokal. Diharapkan Festival Lembah Colol mampu mengangkat paduan pesona alam dan budaya, terutama kopi sebagai primadona Manggarai Timur. Lembah Colol menawarkan pengalaman berwisata melalui keindahan perkebunan kopi sekaligus masyarakatnya sebagai pembudidaya. 

 

Bupati Manggarai Timur Agas Andreas menjelaskan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat dijalankan sepenuhnya oleh masyarakat lokal. Dalam narasinya pada pembukaan Festival Kopi Colol, Bupati Agas menyebutkan kopi colol menjadi bagian dari sektor pariwisata di NTT untuk memberikan nilai tambah sekaligus menjaga tradisi budaya dengan merawat alam dan keramahtamahan masyarakat di sana. 

 

Festival yang dihadiri pengusaha-pengusaha kecil dan menengah ini membentuk sinergi para pecinta kopi dengan melibatkan petani, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), para pedagang, dan pemerintah. Mereka berkumpul untuk isu-isu strategis dan bertukar informasi tentang kopi. Lembah Colol merupakan wilayah penghasil kopi terbesar di NTT, namun seperti di beberapa wilayah lainnya, produktivitas kopi di Lembah Colol juga mengalami penurunan sebagai dampak perubahan iklim.  

 

(Tim KEHATI)