1,464 views Kembalikan Ekosistem Laut Pulau Sangiang Dengan Modul PVC - KEHATI KEHATI

Kembalikan Ekosistem Laut Pulau Sangiang Dengan Modul PVC



  • Date:
    24 Jun 2021
  • Author:
    KEHATI

Sejak 2018, Yayasan KEHATI bersama PT Asahimas Chemical melakukan rehabilitasi karang yang rusak di Kawasan Wisata Alam Pulau Sangiang. Berbeda dengan metode kebanyakan, rehabilitasi terumbu karang yang dilakukan menggunakan modul PVC sebagai media tumbuh karang. Sampai tahun 2021, sudah terdapat 75 modul yang ditanam di kawasan Pulau Sangiang.

 

Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan setiap tahun, tingkat survival transplantasi dengan pipa PVC ini di atas 67% per tahun. Fakta ini merupakan berita yang menggembirakan, mengingat rehabilitasi dianggap berhasil jika survival rate berada di atas 50%, karena sudah dapat menyerupai fungsi ekosistem aslinya.

 

Pada tahun 2018, sebanyak 1.491 fragment karang dari 11 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 66%. Pada tahun 2019, sebanyak 544 fragment karang dari 13 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 64%. Pada tahun 2020, sebanyak 2159 fragment karang dari 13 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 64%.

 

“Kami berharap transplantasi dengan modul PVC dapat memperkaya metode rehabilitasi terumbu karang di Indonesia. Selain dari beberapa keunggulan, seperti materi yang ramah lingkungan, proses yang mudah dan biaya yang murah, kami akan terus melakukan kajian mendalam dari penggunaan modul PVC ini,” ujar Manajer Program Ekosistem Kelautan Yayasan KEHATI Yasser Ahmed.

 

Fakta lain, anakan terumbu karang juga berhasil tumbuh secara alami pada terumbu buatan. Pada tahun 2019, sebanyak 40 anakan berhasil tumbuh, diikuti 335 anakan pada tahun 2020. Hingga tahun 2020 tercatat sebanyak 335 koloni rekrutmen karang yang berhasil menempel dan tumbuh pada terumbu buatan. Rekrutmen karang pada terumbu buatan didominasi oleh genus Pocillopora yang merupakan jenis karang pioneer dalam proses. Karang dari jenis ini mampu mengkolonisasi substrat sesegera mungkin, sehingga merupakan jenis pionir dalam mengkolonisasi substrat baru.

 

Penurunan modul buatan di Pulau Sangiang ini lakukan di dua lokasi rehabilitasi, yaitu di Legon Bajo, Legon Waru, dan pembibitan karang di Tembuyung.  Selain transplantasi terumbu karang, dilakukan juga pengambilan data ekologi serta pengambilan sampel air untuk analisis environmental DNA (eDNA) untuk mengetahui keragaman hayati di perairan Pulau Sangiang.

 

Berdasarkan pengamatan ekologi secara visual di tahun 2021, ditemukan sebanyak 30 spesies ikan terumbu di Legon Waru, 33 spesies di Legon Bajo, dan 20 spesies di Raden (daerah non-rehabilitasi). Hal ini mengindikasikan daerah rehabilitasi yaitu Legon Waru dan Legon Bajo memiliki kekayaan spesies ikan terumbu lebih tinggi dibandingkan daerah non-rehabilitasi yaitu Raden.

 

Data pengamatan ekologi lain menemukan sebanyak 45 spesies makrobentos di Legon Waru, 40 spesies di Legon Bajo, dan 23 spesies di Raden. Hal ini mengindikasikan daerah rehabilitasi yaitu Legon Waru dan Legon Bajo memiliki kekayaan spesies makrobentos lebih tinggi dibandingkan daerah Raden (non-rehabilitasi).

 

Makrobentos adalah hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas atau di bawah dasar laut atau pada wilayah yang disebut zona bentik (benthic zone) maupun dasar daerah tepian. Bentos berbeda dengan plankton yang hidup mengambang bebas di air.

 

Terdapat 8 instansi yang terlibat dalam program rehabilitasi terumbu karang di Pulau Sangiang Banten, yaitu PT. Asahimas, Yayasan KEHATI, Yayasan Terangi, Maritim Muda Nusantara, BKSDA Jabar, Oceanogen Environmental and Biotechnoogy Laboklinikum, Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan IPB, Marine Science and Diving School IPB. Kegiatan rehabilitasi terumbu karang di Pulau Sangiang turut melibatkan masyarakat lokal sebagai binaan untuk dapat melangsungkan kegiatan rehabilitasi terumbu karang secara berkelanjutan.

 

“Yayasan KEHATI terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak di program rehabilitasi terumbu karang di Pulau Sangiang Banten. Sebagai daerah taman wisata alam, kelestarian ekosistem laut yang ada didalamnya harus terus terjaga. Dan ini membutuhkan dukungan banyak pihak,” tutup Yasser.