Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
Sebagai koresponden senior dan Kepala Desk Lingkungan dan Iklim di televisi CNN Indonesia, liputan Yogi Tujuliarto tidak hanya menyampaikan fakta dan memaparkan permasalahan sampah impor di Indonesia, namun juga menawarkan potensi solusi sesuai dengan prinsip constructive journalism untuk menyelesaikan masalah sampah Impor di Indonesia.
-
Date:
10 Des 2024 -
Author:
KEHATI
Isu lingkungan seringkali dianggap kurang menarik dan seksi bagi industri media. Di ruang redaksi, persoalan lingkungan kerap harus diperjuangkan dengan sengit oleh awak media agar bisa mendapatkan tempat dalam pemberitaan. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan Dewan Juri KEHATI Award 2024 memilih jurnalis Yogi Tujuliarto sebagai peraih KEHATI Award 2024 untuk kategori Waste and Pollution.
Salah satu dewan juri, Leonard Simanjuntak dari Green Peace Indonesia, mengatakan, posisi jurnalis sangat penting dalam menyuarakan persoalan-persoalan lingkungan, termasuk sampah dan polusi. “Media dan jurnalis punya peran yang sangat krusial dalam meningkatkan kesadaran publik dan bahkan untuk melakukan advokasi kepada kebijakan-kebijakan yang tidak pro lingkungan,” kata Leonard.
Indonesia menghadapi tantangan serius terkait pengelolaan sampah, mulai dari kesadaran terhadap pengelolaan sampah dari diri sendiri (masyarakat), kapasitas tempat pembuangan akhir yang semakin kritis, hingga sampah impor yang mencemari lahan dan air. “Sampah merupakan masalah paling dekat dengan kehidupan masyarakat. Di Indonesia, masalah tata kelola sampah masih belum menemukan solusi. Ditambah lagi negara ini memiliki beban dari dampak sampah impor,” kata Yogi.
Tema utama liputan yang digarap Yogi adalah “Belenggu Sampah Impor di Indonesia dan Asia Tenggara (Negara Berkembang)”. Yogi juga memotret persoalan sampah plastik beserta paparan mikroplastiknya di air dan di udara. Yogi dianggap sangat konsisten dalam memberitakan dan meliput soal sampah dan polusi secara mendalam sejak tahun 2015. Motivasi Yogi dalam meliput limbah dan polusi berakar pada kepedulian terhadap krisis lingkungan akibat sampah dan polusi yang semakin mengancam kualitas hidup dan masa depan generasi mendatang.
Sebagai koresponden senior dan kepala Desk Lingkungan dan Iklim di televisi CNN Indonesia, liputan Yogi tidak hanya menyampaikan fakta dan memaparkan permasalahan, namun juga menawarkan potensi solusi sesuai dengan prinsip constructive journalism. Yogi percaya jurnalisme harus mampu menawarkan harapan dan jalan keluar.
Selain itu Yogi juga dinilai memiliki determinasi di medan jurnalistik yang makin lama makin sulit dan menantang. Tema pilihan Yogi selalu non-mainstream berupa liputan mendalam, yang dia rancang sendiri sejak awal mulai dari penentuan daerah sampah, penyusunan narasi, hingga perjuangan internal untuk mendapatkan budget dan ijin meliput.
Salah satu subyek peliputan Yogi adalah sampah impor dalam industri pulp dan kertas. Residu sampah ini tidak terkelola di sejumlah wilayah yang lantas digunakan oleh masyarakat sebagai bahan bakar murah untuk memproduksi tahu dan tempe. Akibat dari kegiatan ini adalah terjadinya paparan dioksin di udara dan lingkungan sekitar.
Komitmen Yogi dalam meliput permasalahan sampah dan tata kelolanya tidak terbatas di Indonesia. Yogi pernah mengikuti dan mendapatkan fellowship untuk meliput UN Ocean Conference (UNOC) di Lisbon, Portugal 2023 lalu dalam kerangka mengawal strategi dunia untuk merumuskan solusi menghadapi sampah plastik.
Selain itu Yogi juga mendapat kesempatan meliput tata kelola sampah di Taiwan yang menerapkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle yang hasilnya signifikan.Menurut Yogi, media dan jurnalis memiliki peran penting sebagai agen perubahan. “Kita tidak bisa mengabarkannya sendirian. Untuk memunculkan dampak kita harus berkolaborasi dengan media lain. Sendiri itu cepat tetapi bersama kita bisa hebat,” kata Yogi.
Kesadaran Kolektif
Liputan tentang sampah dan polusi adalah bentuk kontribusi Yogi untuk memicu kesadaran kolektif, serta mendorong perubahan perilaku dan kebijakan yang lebih ramah lingkungan. Inilah yang memotivasi Yogi untuk terus berjuang melalui karya jurnalistik yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Peliputan sampah dan polusi sangat bermanfaat bagi pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup. Dengan mengangkat isu sampah impor misalnya, sampah yang melebihi kapasitas TPA, sampah plastik, sampah popok, sampah makanan dan polusi udara, masyarakat dan pemangku kebijakan dapat lebih memahami dampak langsung dan tidak langsung terhadap ekosistem dan spesies yang terancam.
Polusi, khususnya limbah plastik dan kimia berbahaya, mengganggu keseimbangan alam, mencemari air, tanah, dan udara yang menjadi sumber kehidupan bagi berbagai spesies, termasuk yang terancam punah.
Melalui liputannya Yogi mendorong penerapan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang secara langsung mendukung upaya pelestarian habitat alami. Kegiatan ini juga membantu memengaruhi kebijakan publik menuju perlindungan ekosistem, menjaga kualitas lingkungan hidup, serta melestarikan keanekaragaman hayati yang penting bagi keseimbangan ekologi dan kelangsungan kehidupan di bumi.
Dalam peliputan sampah impor, pesan edukasi menjadi hal pertama yang tersampaikan. Pesan edukasi tersebut intinya tentang bagaimana menghindari dampak negatif paparan sampah impor, baik yang berupa paparan kimia ke tanah dan air di sekitar masyarakat maupun paparan dioksin di udara dan lingkungannya.
Melalui peliputan Yogi, penonton dan masyarakat pada umumnya, serta pemangku kebijakan, akan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu lingkungan yang mungkin belum banyak diketahui. Dengan informasi yang lebih lengkap dan pembahasan mendalam, masyarakat dapat lebih mudah memahami dampak lingkungan yang mempengaruhi kesehatan, kualitas hidup, dan keberlanjutan masa depan.
Selanjutnya masyarakat diharapkan termotivasi untuk berperan aktif menjaga lingkungan dengan menerapkan solusi praktis yang bisa dilakukan diri sendiri. Ini bisa berupa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendukung kebijakan pengelolaan sampah yang lebih baik, atau bahkan mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
WE The Future Academy
Sebagai seorang jurnalis yang concern pada isu lingkungan dan iklim, Yogi Tujuliarto tidak hanya meliput dan mengungkap permasalahan lingkungan, tetapi juga berkomitmen mengimplementasikan keilmuan, pengalaman, serta temuan realita selama perjalanan karir jurnalistiknya dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk generasi masa depan.
Yogi merasa membuat karya jurnalistik saja tidak cukup untuk menyampaikan pesan dan membagi manfaat bagi lingkungan sekitar. Dirinya merasakan perlunya aksi nyata membagikan pengalaman, pengetahuan dan semangat untuk mewujudkan perubahan masa depan menuju bumi yang lebih berkelanjutan. Komitmen ini terwujud melalui kegiatan pendidikan yang Yogi inisiasi yaitu organisasi “WE the Future Academy”.
WE the Future Academy didirikan Yogi September 2023 bersama teman-teman jurnalis yang memiliki pemahaman searah tentang pentingnya menanamkan pengetahuan dan merangsang ide, bahkan imajinasi, tentang masa depan keberlanjutan kepada anak-anak usia sekolah.
Dalam WE the Future Academy, Yogi dan tim berusaha mengedukasi generasi muda mengenai isu-isu krusial terkait 3 pilar dunia yaitu pangan, air, dan energi berkelanjutan. Organisasi ini menawarkan kelas gratis kepada anak usia sekolah, dengan fokus utama pada keberlanjutan.
Kelas-kelas dirancang untuk memberikan pengenalan, pemahaman mendalam mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui metode tahap pembelajaran stimulasi, simulasi dan presentasi. Kesempatan diberikan pada anak-anak untuk tidak hanya belajar pengetahuan baru, tetapi juga mengembangkan imajinasi dan ide untuk menerapkan keberlanjutan dalam kehidupan.