Peringati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia Melalui Rekam Jejak Kuliner Nusantara
-
Date:
21 Mei 2024 -
Author:
KEHATI
Jakarta-Berbicara mengenai keragaman pangan tak lepas dari keragaman hayati. Sebagai negara megabiodiversity, Indonesia memiliki keragama pangan yang melimpah. Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang jatuh pada 22 Mei 2024, Yayasan KEHATI bersama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (Ancol) melakukan kegiatan kuliner pangan lokal dengan tema “Biodiversitas Dalam Jejak Rasa,” yang berlokasi di Learning Farm Ecopark Ancol Jakarta Utara (18/5). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan ragam pangan lokal Indonesia kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.
“Keragaman pangan lokal adalah refleksi dari keragaman hayati, keragaman cita rasa, keragaman nutrisi, dan keragaman budaya. Anugerah bangsa ini yang patut disyukuri dan dilestarikan karena belum tentu dimiliki oleh bangsa lain,” ujar Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI Rika Anggraini. Data Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian mencatat Indonesia memiliki 77 jenis tanaman pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber minyak atau lemak, 26 jenis kacang- kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, serta 110 jenis rempah dan bumbu.
Pada awal acara di sesi talkshow, Manajer Program Ekosistem Pertanian Puji Sumedi mengatakan bahwa keberagaman merupakan jawaban sumber kebutuhan pangan lokal ke depan. “Upaya untuk kembali ke sumber pangan lokal harus ditingkatkan. Keragaman sumber pangan nusantara merupakan jawaban terhadap permasalahan kelaparan, gizi buruk, termasuk perubahan iklim,” ujarnya.
Indonesia merupakan salah satu pusat asal-usul (center of origin) tanaman padi, jali, kecipir, umbi-umbian, talas, Tacca, pamelo, pisang, sukun, manggis, belimbing, durian, rambutan, salak, langsat, mangga, kemiri, kelapa, tebu, cengkeh, pala, lada, abaka, sagu, cendana, dan bambu (Vavilov, 1926 dalam Suhendra dkk, 2014). Indonesia juga merupakan pusat keragaman sekunder tanaman, seperti ubi kayu, jagung, ubi jalar, kopi, dan teh (Camellia spp.) (Zeven & Zhukovsky 1975 dalam Suhendra dkk, 2014). Keragaman sumber pangan ini merupakan yang tertinggi di dunia setelah Brasil.
Acara semakin seru karena pada sesi memasak, peserta diajak untuk berpartisipasi dalam memadukan bahan-bahan pangan lokal. Panitia menyediakan beranekaragam rempah, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan bahan pokok lain untuk diolah. Hasil olahan peserta kemudian dinilai oleh para juri, antara lain oleh Culinary Storyteller Adi Putri dan Food Anthropologist Hardian Eko Nurseto. Senada dengan Rika, Ade Putri menekankan pentingnya masyarakat untuk mengonsumsi masakan lokal. “Dengan mengonsumsi makanan lokal berarti kita turut melestarikan budaya Indonesia yang kaya,” ujarnya.
Selain acara memasak, terdapat beberapa acara yang diikuti oleh peserta, yaitu amazing food race, kompetisi pembuatan konten, talkshow oleh praktisi pangan lokal, pameran foto makro, dan hiburan musik oleh mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Sebelumnya, acara bertema lingkungan beberapa kali pernah dilakukan antara Yayasan KEHATI dan PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. Salah satunya aktivitas bersama yaitu restorasi air laut teluk Jakarta melalui metode menempatkan cangkang kerang hijau di perairan Pantai Ancol yang pernah diberikan kepada staf dan anggota Biodiversity Warriors oleh staf PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk,
“Kami sangat senang bisa kembali bekerja sama dengan Yayasan KEHATI dalam memperkenalkan keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya terkait ragam pangan lokal. Hal krusial dalam menghadapi tantangan dampak perubahan iklim ke depan” tutup Agung Praptono, Senior Vice President PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Tentang Yayasan KEHATI
Dibentuk pada 12 Januari 1994, Yayasan KEHATI bertujuan untuk menghimpun dan mengelola sumber daya yang selanjutnya disalurkan dalam bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan berkelanjutan. Beberapa tokoh dibalik terbentuknya Yayasan KEHATI antara lain, Emil Salim, Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim.
Selama lebih dari dua dekade, Yayasan KEHATI telah bekerja sama dengan lebih dari 1.500 lembaga lokal yang tersebar dari Aceh hingga Papua, serta mengelola dana hibah lebih dari US$ 200 juta. Dana tersebut berasal dari donor multilateral dan bilateral, sektor swasta, filantrofi, crowd funding, dan endowment fund.
Terdapat 3 pendekatan program yang dikelola oleh KEHATI yaitu ekosistem kehutanan, ekosistem pertanian, dan ekosistem kelautan. Selain itu, Yayasan KEHATI juga mengelola program khusus antara lain Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Sumatera dan Kalimantan, dan Blue Abadi Fund (BAF), USAID Konservasi Laut Efektif (Kolektif), dan Program Solutions for Integrated Land-and Seascape Management in Indonesia (SOLUSI).
Tentang PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang properti dan rekreasi terletak di Jakarta Utara. PJA mengelola kawasan seluas 550 hektar yang terdiri dari kawasan hunian, kawasan industri dan kawasan wisata terpadu Ancol Taman Impian. Berdiri sejak 1992, mayoritas saham PJA dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (72%) dan sisanya dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya (18%) serta publik (10%).
PJA memiliki visi untuk dapat menjadi perusahaan pengembang properti dengan kawasan wisata terbesar di Asia Tenggara. Produk dalam bidang properti antara lain adalah Perumahan Coasta Villa, Apartemen Northland dan juga Perumahan Jaya Ancol Seafront. Sedangkan untuk produk rekreasi yaitu Ancol Taman Impian, Dunia Fantasi Ancol, Samudra Ancol, Sea World Ancol, Atlantis Ancol serta yang terbaru adalah Jakarta Bird Land. Selain itu, PJA juga memiliki resort yaitu Putri Duyung Ancol serta mengelola resort Pulau Bidadari ke Kepulauan Seribu.