319 views Harapan Pada Generasi Muda Bagi Masa Depan Bumi - KEHATI KEHATI

Harapan Pada Generasi Muda Bagi Masa Depan Bumi



Gerakan generasi muda membangun bumi melalui konservasi Taman Hutan Mikro Desa Serbajadi, Natar, Lampung Selatan (Foto : KEHATI)

  • Date:
    04 Sep 2023
  • Author:
    KEHATI

Kota Bogor didaulat sebagai salah satu kota di Indonesia yang masyarakatnya sangat peduli terhadap perubahan iklim. Fakta ini berdasarkan hasil riset penelitian Pusat Inovasi Kota dan
Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung (ITB), yang diikuti oleh kota Semarang, Bandung, Surabaya, dan Tangerang.

 

Kelima kota ini telah melalui tolak ukur antara lain penggunaan energi terbarukan, meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi, mengelola lingkungan, substitusi energi,
kendaraan hemat energi, penggunaan kendaraan umum, dan penambahan ruang terbuka hijau.

 

Meskipun begitu, layaknya kota-kota di Indonesia, Bogor masih dianggap perlu untuk menggaet generasi muda terkait aksi nyata dalam mencari solusi dampak perubahan iklim.
Seperti yang dikatakan oleh Direktur Komunikasi dan Kemitraan yayasan KEHATI, Rika Anggraini, generasi muda adalah investasi tepat sebagai patriot lingkungan yang akan mengelola sumber daya alam dengan lebih bijak dan berkelanjutan.

 

Rika mengatakan hal ini dalam workshop Aku Iklim (Aksi Komunikasi untuk Perubahan Iklim) tanggal 23 Juli 2023, kerjasama antara CPROCOM (Center for Public Relations, Outreach and Communication) dengan Universitas Mercu Buana, yayasan KEHATI dan PERTAMINA.

 

Dalam workshop tersebut, Rika memperkenalkan komunitas Biodiversity Warriors dari yayasan KEHATI, sebagai kesadaran dalam mewujudkan pentingnya peran generasi muda
dari berbagai latar belakang pendidikan. Biodiversity Warriors dibentuk pada tanggal 18 Juni 2014 dan mengemban misi untuk memopulerkan keunikan biodiversity di Indonesia serta
aksi nyata pelestarian dan pemanfaatan secara berkelanjutan. Aksi nyata Biodiversity Warriors atau BW KEHATI juga dilakukan di dunia maya.

 

Sebagai tindak lanjut, pada tahun 2019 yayasan KEHATI mulai berkolaborasi dengan sembilan universitas dalam membentuk jaringan BW KEHATI di kampus-kampus. Hingga per
Desember 2021 jumlah anggota Biodiversity Warriors sebanyak 4072 orang yang aktif melaksanakan berbagai macam kegiatan. Anggota BW KEHATI disarankan untuk mengajukan proposal sponsorship dan juga diberi kesempatan dalam forum nasional maupun intenasional. Mereka juga diminta aktif di sosial media seperti misalnya membuat konten berupa lomba foto. Konten-konten tersebut akan diberi reward dari akumulasi poin yang berhasil mereka kumpulkan setiap bulannya. Beberapa hasil dokumentasi foto mereka kirimkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan juga Pemda DKI.

 

Selain lomba foto, pelatihan secara online dengan topik leadership, keanekaragaman hayati dan juga topik-topik spesifik lainnya seperti akses dana internasional serta penulisan press release adalah bagian dari kegiatan-kegiatan di BW KEHATI.

 

Dalam workshop Aku Iklim, banyak dibeberkan fakta dampak perubahan iklim yang sudah sangat rentan dirasakan oleh masyarakat-masyarakat di wilayah pesisir. Yang masih menjadi
tantangan adalah cara mengkomunikasikan dampaknya pada keanekaragaman hayati kepada publik. EMILIA BASAR, CEO CPROCOM menyampaikan tentang pentingnya informasi kepada masyarakat agar mereka turut berpartisipasi dalam aksi mitigasi.

 

Lebih lanjut Emilia memaparkan bahwa pengaruh perubahan iklim bagi manusia baik secara perlahan atau ekstrim, keduanya memiliki dampak langsung dan dampak turunan. Kenaikan
permukaan laut berakibat langsung pada rusaknya ekosistem laut dan berkurangnya lahan yang berujung pada produktivitas perikanan dan pertanian menurun. Jumlah ikan yang menurun menyebabkan para nelayan sering pulang tanpa hasil sehingga masyarakat pesisir akan semakin dililit kemiskinan serta terganggunya kehidupan mereka secara sosial.

 

Salah satu aksi nyata CPROCOM terkait perubahan iklim adalah berpartisipasi aktif melakukan pendekatan kepada masyarakat. Pendekatan dilakukan dengan strategi Aksi
Pemberdayaan Iklim (Action for Climate Empowerment/ACE) yang memiliki tujuan untuk menghidupkan peran masyarakat melalui pemberdayaan aksi iklim, di mana strategi aksi ini
memuat enam elemen yaitu unsur pendidikan, pelatihan, kesadaran masyarakat, partisipasi masyarakat, akses informasi publik, dan kerjasama internasional.

 

Pelatihan yang diberikan seperti pengembangan materi berbasis lokal dan nasional serta budaya dinilai sangat penting sebagai gerakan menuju transisi hijau. Sedangkan pesan yang
disampaikan kepada masyarakat tidak hanya melalui platform media saja, tetapi juga segala kegiatan agar mereka menyadari bahwa dampak perubahan iklim seperti bencana akan
menimbulkan masalah sosial yang baru. Kelompok yang dianggap rentan terhadap dampak perubahan adalah perempuan dan penyandang disabilitas. Masih banyak kaum perempuan tidak memiliki akses informasi yang cukup untuk mitigasi bencana yang mengakibatkan mereka rawan menjadi korban.

 

Pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim juga telah menyita perhatian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PERTAMINA sebagai perusahaan milik pemerintah di bidang
energi, yang tentu saja menyumbang aktif pada isu lingkungan. Perusahaan ini merasa wajib untuk menciptakan keseimbangan dari kegiatan-kegiatan usaha mereka melalui pemberdayaan masyarakat secara berkesinambungan.

 

Menurut Fajriyah Usman, Vice President CSR & SMEPP PERTAMINA, komitmen tanggungjawab sosial dan lingkungan PERTAMINA diwujudkan pada bidang pendidikan,
lingkungan, dan ekonomi untuk mencapai kemandirian energi berlandaskan circularity. Di bidang pendidikan, PERTAMINA membuat program-program terkait disabilitas dan beasiswa
yang diberikan kepada para pelajar dan mahasiswa. Beasiswa yang diberi nama Beasiswa Sobat Bumi ini disalurkan melalui PERTAMINA Foundation yang setiap tahun membuka
pendaftaran. Sedangkan dari sisi ekonomi, PERTAMINA fokus melakukan pembinaan UMKM dan desa wisata yang terintegrasi dengan konservasi lingkungan oleh masyarakat setempat.

 

Dari aspek lingkungan, program unggulan yang dijalankan PERTAMINA yaitu Desa Energi Berdikari, saat ini telah mencapai 47 desa di seluruh Indonesia dengan lokasi dekat dengan
daerah operasional PERTAMINA. Di tahun 2023 ini PERTAMINA menambah 19 lokasi sehingga pada akhir tahun menjadi 66 Desa Energi Berdikari. Selain itu PERTAMINA
berkontribusi melakukan penanaman pohon dan konservasi flora fauna, serta pendampingan pengelolaan sampah.

 

Program Desa Energi Berdikari dibentuk untuk memastikan masyarakat telah memahami isu perubahan iklim berkaitan erat dengan penghematan energi. Meskipun pada saat ini
PERTAMINA masih melakukan kegiatan terkait energi berbasis fosil, namun di masa yang akan datang PERTAMINA akan bertransformasi menuju energi-energi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini harus disampaikan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan nyata.

 

Aksi nyata mitigasi perubahan iklim layaknya menjadi trend mulai saat ini dan seterusnya. Apapun latar belakang kita, mengkomunikasikan isu tersebut bisa berdasarkan pada ilmu
pengetahuan, passion, ataupun pengalaman. Setiap orang terutama generasi muda harus memahami dan berpartisipasi dalam transisi menuju dunia yang rendah emisi dan tahan
iklim.

 

LVListyo (Tim KEHATI)